Ambon, Sirimaupos.com — Universitas Pattimura (Unpatti) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung internasionalisasi bahasa Indonesia melalui pelaksanaan Workshop Penyusunan Bahan Ajar Program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) berbasis Outcome Based Education (OBE). Kegiatan ini berlangsung pada Senin (15/9) di Pusat Studi Bahasa Universitas Pattimura, Ambon.
Workshop ini bertujuan untuk menciptakan sistem pembelajaran yang terarah, terukur, dan berorientasi pada capaian belajar, sekaligus memastikan relevansi bahan ajar dengan kebutuhan mahasiswa asing yang mempelajari bahasa dan budaya Indonesia.
“Penyusunan bahan ajar berbasis OBE menjadi langkah penting untuk menjamin mutu dan arah pembelajaran. Dengan pendekatan ini, setiap pengajar memiliki standar capaian yang jelas dan terukur,” kata Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum, Pieter Kakisina.
Dalam sambutannya, Pieter menegaskan bahwa Laboratorium Bahasa Unpatti kini telah menjadi bagian penting dari penyelenggaraan program BIPA. Oleh karena itu, setiap perangkat pembelajaran seperti Rencana Pembelajaran Semester (RPS) harus disusun secara sistematis sesuai standar OBE.
“Harapan kami, setelah workshop ini seluruh pengajar memiliki RPS berbasis OBE yang siap digunakan untuk mendukung mahasiswa asing yang akan datang tahun depan,” ujar Pieter Kakisina.
—
Selain dukungan akademik, Unpatti juga memberikan dukungan penuh terhadap keberlangsungan program BIPA melalui penyediaan fasilitas, pendanaan, dan sumber daya manusia. Dukungan ini melengkapi dana hibah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang diperuntukkan bagi pelaksanaan program BIPA di perguruan tinggi.
“Dukungan universitas sangat besar, mulai dari penyediaan tempat tinggal bagi mahasiswa asing hingga fasilitas pembelajaran. Ini adalah bagian dari komitmen Unpatti untuk menjadi tuan rumah yang baik bagi pembelajar internasional,” kata Pieter Kakisina menambahkan.
—
Kegiatan workshop juga menjadi wadah peningkatan kapasitas bagi para dosen pengajar BIPA di Unpatti. Mereka dipandang telah memiliki kemampuan dasar yang kuat, namun perlu memperdalam penyusunan perangkat pembelajaran komprehensif sesuai pendekatan OBE.
“Pelatihan ini membantu pengajar memahami bagaimana merancang pembelajaran berbasis capaian, bukan sekadar penyampaian materi. Ini langkah penting dalam transformasi pembelajaran bahasa di Unpatti,” ujar Pieter Kakisina.(*)










