Ambon, Sirimaupos. com – Ambon kembali diguncang kerusuhan antarwarga pada Selasa (19/8/2025), bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Provinsi Maluku. Bentrok yang melibatkan warga Hitu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, dengan warga Hunuth, Kota Ambon, menelan satu korban jiwa dan menyebabkan sejumlah rumah dibakar.

Insiden bermula dari perkelahian antar pelajar yang kemudian meluas menjadi aksi balas dendam. Salah seorang warga Hitu dilaporkan meninggal dunia, memicu kemarahan massa yang bergerak menuju Hunuth. Bentrokan pun pecah dengan penggunaan senjata tajam, meninggalkan jejak luka sosial yang mendalam.

“Kerusuhan ini berawal dari masalah kecil antar anak sekolah, namun berujung pada tragedi yang kita semua sesalkan. Satu korban jiwa dari Hitu meninggal dunia, dan sejumlah rumah warga Hunuth menjadi sasaran amuk massa,” kata seorang aparat keamanan yang enggan disebutkan namanya.
Walikota Ambon, Bodewin Wattimena, langsung turun ke lokasi kejadian untuk menenangkan warga. Ia meminta semua pihak menahan diri dan tidak mengulangi kesalahan masa lalu.
“…Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak terprovokasi. Jangan sampai kita kembali mengalami luka sejarah yang sama. Ambon harus berdamai dengan masa lalunya…,” kata Walikota Ambon, Bodewin Wattimena.
Situasi di lapangan sempat memanas hingga aparat kepolisian dan TNI dikerahkan untuk membubarkan massa. Beberapa titik di Hunuth terlihat porak poranda, sementara warga setempat mengungsi untuk menyelamatkan diri dari amukan massa.
Ketua DPRD Maluku, Benhur Watubun, juga angkat bicara terkait insiden ini. Ia menegaskan pentingnya kesadaran kolektif untuk menghindari konflik horizontal yang pernah menghancurkan Maluku pada 1999.
“…Saya minta agar masyarakat Hitu dan Hunuth menahan diri karena kita pernah mengalami kisah kelam tahun 1999. Jangan lagi kita merasakan penderitaan itu. Percayakan sepenuhnya pada aparat keamanan untuk mengatasi persoalan ini…,” kata Ketua DPRD Maluku, Benhur Watubun.
Hingga berita ini diturunkan, aparat masih berjaga di lokasi konflik untuk mencegah bentrokan susulan. Pemerintah Kota Ambon bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) disebut tengah menggelar rapat darurat guna mencari jalan penyelesaian.
Kerusuhan ini menjadi tamparan keras bagi Maluku yang baru saja merayakan HUT ke-80. Alih-alih menjadi momentum kebersamaan, perayaan tersebut justru tercoreng dengan pecahnya konflik yang mengingatkan publik pada trauma masa lalu.
“Keamanan harus menjadi prioritas utama. Kami tidak ingin konflik sosial kembali menjadi identitas Ambon. Masyarakat harus bersatu menjaga kedamaian,” kata seorang tokoh masyarakat Hunuth saat ditemui di lokasi pengungsian.
Hingga kini, jumlah rumah yang dibakar masih dalam pendataan, sementara korban luka dilaporkan mendapat perawatan di Rumah Sakit.(*)









