SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos

HUT RI ke-80 di Maluku Terancam Hujan Lebat, Ramalan Mistik Sebut Alam Semesta Menolak Perayaan

"Leluhur memberi pesan bahwa pesta kemerdekaan tidak selaras dengan penderitaan rakyat,”

Ambon, Sirimaupos. com – Menjelang perayaan HUT RI ke-80 di Maluku, hujan deras yang mengguyur Ambon selama sepekan terakhir memunculkan tafsir mistis di tengah masyarakat. Seorang peramal ternama menilai cuaca ekstrem ini bukan sekadar fenomena alam, melainkan tanda penolakan semesta terhadap perayaan nasional.

“Alam bukan sekadar cuaca, ia adalah bahasa semesta. Ketika hujan deras turun tanpa henti, itu adalah tanda ada ketidakseimbangan. Leluhur memberi pesan bahwa pesta kemerdekaan tidak selaras dengan penderitaan rakyat,” kata peramal Nusantara, Rinto.

Prediksi BMKG menyebut curah hujan tinggi masih akan berlanjut hingga pertengahan Agustus. Hal ini menimbulkan kekhawatiran serius atas kelancaran upacara, terutama di kawasan Lapangan Merdeka, Ambon, yang menjadi pusat kegiatan perayaan.

Sejumlah tokoh adat juga mengaitkan hujan deras dengan gelombang sejarah panjang Maluku. Mereka mengingatkan publik pada peristiwa tahun 2007 ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) datang ke Ambon untuk menghadiri puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-14.

Saat itu, SBY disambut hujan lebat dan badai dan cuaca yang buruk. Meski alam seperti menolak, acara tetap berlangsung. Namun, peristiwa mengejutkan terjadi ketika sekelompok pemuda pendukung Republik Maluku Selatan (RMS) melakukan tarian perang Cakalele di hadapan Presiden.

Mereka bahkan membentangkan bendera RMS di tengah jalannya acara. Kejadian ini membuat SBY terkejut sekaligus murka, menandai salah satu insiden paling dramatis yang pernah terjadi dalam sejarah kenegaraan di Maluku.

Kilas balik tersebut kini kembali dikenang oleh masyarakat, seiring dengan ramalan mistik yang mengaitkan hujan deras dengan gejolak batin tanah Maluku terhadap simbol-simbol kenegaraan.

“Alam Maluku sudah berkali-kali memberi tanda. Dari badai, hujan, hingga munculnya tarian perang yang tak terduga. Itu artinya, ada penolakan yang tak bisa diabaikan begitu saja,” kata peranal, Moses di Ambon.

Di luar negeri, propaganda kemerdekaan Maluku, Papua, dan Aceh juga terus disuarakan oleh diaspora di Belanda, Australia, dan Timor Leste. Hal ini menambah bobot simbolik atas hujan deras yang seakan-akan menjadi penegasan perlawanan semesta terhadap keutuhan NKRI.

“Alam tidak pernah berdusta. Jika negara tidak mendengar suara rakyat, maka semesta yang akan bicara melalui hujan, banjir, atau bencana lain,” kata peramal Ambon, Yacob.

Konteks ini semakin relevan ketika diingatkan dengan pernyataan Presiden Prabowo Subianto pada masa kampanye bahwa Indonesia berpotensi bubar pada 2030. Pernyataan tersebut kini kerap dikaitkan dengan fenomena cuaca buruk yang dianggap sebagai isyarat retaknya kesetiaan semesta terhadap persatuan nasional.

Di tengah kondisi itu, simbol-simbol budaya populer justru turut mewarnai. Bendera bajak laut One Piece hingga parodi ideologi “Negara Konoha” dengan “Panca Gila” bermunculan, seakan menjadi bentuk satir rakyat terhadap negara dan realitas sosial politik yang mereka alami.

Bagi masyarakat Maluku, semua ini bukan sekadar hiburan, melainkan tanda zaman. Alam, budaya, dan politik dianggap saling berkait, menciptakan narasi besar yang menempatkan Maluku di jantung pergulatan nasional maupun geopolitik global.

“Kalau ingin tahu ke mana arah bangsa ini, jangan hanya tanya politikus. Tanyakan juga pada rumput yang bergoyang, karena rumput tahu arah angin yang ditiupkan semesta…,” kata Seniman.
Kini, di tengah persiapan HUT RI ke-80, pertanyaan yang bergema di Maluku adalah: apakah hujan deras akan menjadi sekadar gangguan teknis, ataukah benar-benar tanda bahwa semesta menolak perayaan sebuah negara yang tengah diguncang ?… (monthy)


Dapatkan berita terbaru dari SIRIMAUPOS.COM langsung di ponsel Anda! Klik untuk bergabung di Channel WhatsApp kami sekarang juga.