Ambon, Sirimaupos.com – Rencana pembangunan satuan radar (Satrad) milik TNI Angkatan Udara di kawasan hutan lindung Negeri Nusaniwe, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, resmi dilaksanakan setelah mengantongi izin dari Kementerian Kehutanan. Proyek ini bertujuan memperkuat sistem pertahanan udara nasional, khususnya di wilayah timur Indonesia.

Pembangunan fasilitas militer strategis ini akan memanfaatkan lahan seluas 8 hektare di kawasan inti hutan lindung. Proyek tersebut dikerjakan oleh PT Len Industri (Persero), perusahaan BUMN yang bergerak di bidang teknologi pertahanan.
“Pembangunan Satrad ini telah melalui tahapan koordinasi lintas instansi dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar,” kata Komandan Pangkalan TNI AU Pattimura Ambon Kolonel Pnb Sugeng Sugiharto, S.Sos., M.M. yang menjelaskan terkait rencana pembangunan Satuan Radar Ambon di Negeri Nusaniwe.
Menurutnya, Lanud Pattimura berkolaborasi dengan Balai Pemantapan Kawasan Hutan dan Tata Lingkungan (BPKHTL) Wilayah IX/Ambon, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), serta tokoh masyarakat dan pemangku adat di Negeri Nusaniwe.

“Kami sangat mengharapkan dukungan dari seluruh pihak, terutama dari lembaga teknis dan tokoh masyarakat, agar pembangunan ini berjalan lancar dan membawa manfaat bagi pertahanan maupun masyarakat sekitar,” ujar Komandan Lanud Pattimura yang juga seorang penerbang pesawat C-130 dari Skadron Udara 31 Jakarta.
Sosialisasi kepada masyarakat telah dilakukan dua kali, sosialisasi pertama dilaksanakan pada 4 Juni bertempat di Kantor BPKHTL IX Ambon dan yang kedua dilaksanakan pada 11 Juni 2025 lalu di Kantor Negeri Nusaniwe. Kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan dihadiri oleh Komandan Lanud Pattimura, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Maluku, Raja Negeri Nusaniwe, perwakilan BPKHTL IX Ambon, Kepala KPH Kota Ambon dan sejumlah perwakilan warga serta pejabat daerah lainnya.
Pihak TNI AU menekankan bahwa pembangunan radar tidak hanya memperkuat sistem pengawasan udara, tetapi juga mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial.

“Sosialisasi ini bertujuan untuk menjaring masukan dan memberikan informasi menyeluruh agar pelaksanaan proyek tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan keseimbangan ruang,” kata Kadisops Lanud Pattimura, Letkol Pas Radik Yuda Kanigara.
Radar yang akan dibangun memiliki kemampuan deteksi sasaran hingga 470 kilometer dan identifikasi target pada jarak 390 kilometer. Rencananya, pembangunan fisik dimulai pada September 2025 dan pemasangan unit radar dijadwalkan pada September 2026.
“Radar Site ini akan menjadi bagian penting dari sistem pertahanan udara nasional. Ia memungkinkan TNI AU memantau pergerakan pesawat asing secara real-time di kawasan udara Indonesia Timur terutama dijalur ALKI 3,” jelas Kadispers Lanud Pattimura, Letkol Adm M. Setiadi Dana Saputra.
Selain memperkuat pertahanan, pembangunan radar ini juga diharapkan berdampak ekonomi positif bagi warga sekitar. Aktivitas personel dan kebutuhan logistik diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
“PT Len memaparkan aspek teknis dan manfaat teknologi radar, termasuk potensi dampaknya bagi masyarakat. Kami juga sedang menginventarisasi masyarakat terdampak agar seluruh proses berjalan adil dan transparan,” tambah Letkol Kal Agung Prahardanto, S.T selaku Kepala Dinas Logistik Lanud Pattimura.
Saat ini, proyek telah memasuki tahap penataan batas kawasan dan pemasangan patok lahan. Tahap berikutnya meliputi land clearing, pembangunan jalan akses, serta instalasi prasarana dasar seperti listrik dan air bersih.
Komandan Lanud Pattimura menyampaikan harapan supaya pelaksanaan pembanguan Satuan Radar yang akan dibangun bisa mendapatkan dukungan dari seluruh masyarakat di Provinsi Maluku, karena dengan dibangunnya Satuan Radar Di Ambon menunjukkan perhatian dari Pemerintah Pusat dalam menjaga wilayah kesatuan Republik Indonesia secara utuh dan merata.(*)







