SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos

Hadiri Upacara Adat Tutup Baileo Halong, Tamaela Ajak Warga Ambon Jaga Toleransi dan Pelihara Warisan Budaya Maluku

Ambon, Sirimaupos. com- Ketua DPRD Kota Ambon Morits Tamaela memberikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah Negeri Halong atas perbaikan Baileo, rumah adat yang menjadi simbol persatuan dan pusat kehidupan adat di negeri tersebut. Perbaikan ini menandai kembalinya salah satu ikon budaya Maluku dalam kondisi kokoh dan berwibawa.

Morits Tamaela, yang juga putra asli Negeri Halong, menilai langkah ini sebagai komitmen bersama untuk melestarikan warisan leluhur.

“Perbaikan Baileo ini adalah bukti bahwa masyarakat Halong dan saudara gandong dari Hitulama mampu menjaga warisan budaya. Ini bukan hanya soal bangunan, tapi juga tentang menjaga identitas dan persaudaraan,” kata Morits Tamaela.

Perbaikan atap Baileo yang sebelumnya rusak parah ini melibatkan partisipasi aktif Negeri Hitulama. Kolaborasi ini menjadi cerminan persaudaraan gandong yang telah diwariskan turun-temurun, meski Halong mayoritas Kristen dan Htulama mayoritas Muslim.

“Perbedaan keyakinan tidak pernah memisahkan kami. Justru perbedaan itu memperkuat hubungan persaudaraan yang telah ada sejak leluhur,” ujar Morits.

Baileo sendiri memiliki sejarah panjang di Negeri Halong. Berdiri sejak abad ke-17, Baileo dibangun sebagai pusat musyawarah negeri, tempat pengambilan keputusan penting, penyelesaian sengketa adat, dan perayaan budaya. Bangunan ini tidak memiliki dinding penuh, melambangkan keterbukaan dan transparansi dalam pemerintahan adat.

Selain itu, Baileo Negeri Halong juga menjadi tempat penyimpanan benda-benda pusaka negeri, termasuk tifa, parang, dan simbol-simbol adat yang memiliki nilai sakral. Dalam tradisi Maluku, Baileo adalah jantung kehidupan sosial yang mengikat warga negeri dalam semangat kebersamaan.

“Baileo adalah saksi bisu perjalanan sejarah negeri ini. Dari generasi ke generasi, ia menjadi pengikat persatuan di tengah tantangan zaman,” kata salah satu tetua adat Negeri Halong, Semuel Tentua

Bagi Morits Tamaela, keberhasilan perbaikan ini memiliki makna pribadi. Sebagai anak negeri Halong yang kini menjabat Ketua DPRD Kota Ambon, ia merasa terpanggil untuk terus mendorong pelestarian budaya sebagai bagian dari pembangunan daerah.

“Saya lahir dan besar di Halong. Jabatan ini adalah amanah, dan saya akan terus mengabdikan diri demi masyarakat, termasuk menjaga dan mengembangkan budaya kita,” kata Morits.

Karier politik Morits terbilang gemilang. Dari anggota DPRD, pimpinan fraksi, pimpinan komisi, hingga dipercaya menjadi Ketua DPRD Kota Ambon, ia tetap dikenal sebagai figur yang merakyat dan selalu hadir dalam momen sosial serta kegiatan adat.

Meski sempat diguncang isu politik, Morits tetap konsisten pada prinsipnya. “Semua yang terjadi selalu saya syukuri dalam doa. Yang terpenting adalah bekerja untuk masyarakat dan menjaga kepercayaan yang diberikan,” tegasnya.

Pemerintah Negeri Halong juga memberikan penghargaan kepada Pemerintah Negeri Itulama dan Pemerintah Kota Ambon atas dukungan mereka. Sinergi ini menunjukkan bahwa pelestarian budaya tidak bisa berjalan sendiri, melainkan perlu kolaborasi semua pihak.

Perbaikan Baileo Negeri Halong kini menjadi contoh nyata bagaimana pelestarian budaya dapat berjalan seiring dengan penguatan nilai-nilai persatuan. Hal ini diharapkan dapat menginspirasi negeri-negeri lain di Maluku untuk merawat Baileo mereka masing-masing.

“Baileo yang kokoh adalah simbol negeri yang kuat. Mari kita jaga bersama, karena ini adalah warisan untuk anak cucu kita,” tutup Morits.

Dengan kembalinya Baileo Negeri Halong berdiri megah, masyarakat berharap fungsi adatnya kembali hidup: sebagai tempat musyawarah, pusat upacara, dan ruang kebersamaan yang mempererat persaudaraan di bumi Maluku.


Dapatkan berita terbaru dari SIRIMAUPOS.COM langsung di ponsel Anda! Klik untuk bergabung di Channel WhatsApp kami sekarang juga.