SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos
SirimauPos

BASARNAS Maluku Catat 34 Kasus Kecelakaan Laut di Dalam Tahun 2025

filter: 0; fileterIntensity: 0.0; filterMask: 0; captureOrientation: null; brp_mask:0; brp_del_th:null; brp_del_sen:null; delta:null; module: photo;hw-remosaic: false;touch: (-1.0, -1.0);sceneMode: 2;cct_value: 0;AI_Scene: (-1, -1);aec_lux: 0.0;aec_lux_index: 0;HdrStatus: auto;albedo: ;confidence: ;motionLevel: 0;weatherinfo: null;temperature: 36;

Ambon, SirimauPos – Masyarakat Maluku dan Maluku Utara diminta, berhati-hati dalam melakukan perjalanan yang menyeberang laut dan selat menyusul kondisi cuaca yang tidak bersahabat.

BASARNAS Maluku mencatat 34 kasus kecelakaan laut telah terjadi di wilayah perairan Maluku sejak awal Januari hingga Juli 2025 dan menelan korban jiwa sebanyak 12 orang sementara 10 lainnya masih dinyatakan hilang. Data ini disampaikan langsung oleh Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Ambon, Muhamad Arafah, dalam wawancara eksklusif di Ambon, Kamis (17/7/2025) kemarin

“Jumlah kecelakaan paling banyak terjadi di wilayah Tual, karena padatnya aktivitas nelayan dan pelayaran antar pulau. Operasi SAR kami fokuskan di sana dan Saumlaki,” kata Arafah.

Arafah menekankan bahwa tren kecelakaan ini menandakan perlunya edukasi keselamatan laut bagi masyarakat serta kolaborasi yang lebih kuat antara aparat SAR, pemerintah daerah, dan masyarakat lokal. Wilayah kerja BASARNAS Ambon meliputi seluruh Provinsi Maluku, dengan armada dan personel tersebar di enam titik utama.

“Cuaca buruk dan arus laut sangat memengaruhi keberhasilan pencarian. Kami pakai data BMKG untuk menentukan zona pencarian per hari. Kalau tidak ada dukungan informasi awal yang akurat, pencarian makin sulit,” ujar Arafah.

Dalam catatan SirimauPos, puncak kecelakaan tercatat pada Februari 2025 dengan 11 kejadian kapal tenggelam, menyebabkan empat orang meninggal atau hilang. Selain itu, sepanjang semester pertama 2025 terjadi tujuh kasus Kondisi Membahayakan Manusia (KMM) dan satu bencana laut yang juga merenggut nyawa.

Arafah menegaskan bahwa negara telah mengalokasikan anggaran untuk pelaksanaan operasi SAR selama tujuh hari tanpa biaya sepeser pun bagi masyarakat.

“Operasi SAR dibiayai penuh oleh negara selama tujuh hari. Masyarakat cukup telepon 115, sistem akan mendeteksi lokasi pelapor dan langsung diteruskan ke unit kami,” jelasnya.

Insiden tenggelamnya mahasiswa UGM saat KKN di Tual disebut sebagai salah satu operasi yang berhasil berkat sinergi masyarakat dan tim SAR gabungan. Namun di sisi lain, masih ada kasus yang tak tertangani maksimal akibat cuaca ekstrem, seperti pencarian nelayan di Kepulauan Tanimbar yang dihentikan setelah tujuh hari tanpa hasil.

Peningkatan frekuensi kecelakaan ini menunjukkan bahwa keselamatan pelayaran dan kesiapsiagaan SAR harus menjadi agenda prioritas bagi pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya di wilayah kepulauan seperti Maluku.

Dikatakan, apabila masyarakat mengalami kejadian yang membahayakan di laut maka bisa menghubungi call centre BASARNAS di nomor 115 dengan memberitahukan lokasi kejadian sehingga bisa mendapatkan pertolongan secara cepat. (*)


Dapatkan berita terbaru dari SIRIMAUPOS.COM langsung di ponsel Anda! Klik untuk bergabung di Channel WhatsApp kami sekarang juga.