Ambon, Sirimaupos. com -Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon menjalin kerja sama strategis dengan PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS). Kolaborasi ini melibatkan tiga fakultas di Unpatti dan ditandai dengan peluncuran SPIL Research Center yang fokus pada riset logistik, pelayaran, dan ketahanan pangan di Indonesia Timur.
Rektor Unpatti, Fredy Leiwakabessy, menegaskan kerja sama ini bukan sebatas formalitas.
“Kerjasama ini kami arahkan pada pengembangan riset center, terutama di bidang teknik industri, teknik perkapalan, sains, teknologi, serta ekonomi dan bisnis. Kami ingin menghasilkan solusi nyata atas persoalan logistik dan pelayaran di Maluku,” kata Leiwakabessy.
Menurutnya, hambatan terbesar di Maluku masih terletak pada disparitas antar-pulau dalam distribusi kebutuhan pokok.
“Distribusi pangan dan kebutuhan pokok di Maluku kerap terkendala oleh faktor geografis. Melalui riset bersama, kami harap dapat menemukan terobosan solusi yang aplikatif untuk kesejahteraan masyarakat kepulauan,” tambahnya.
Dari pihak industri, PT SPIL menyatakan komitmennya mendukung penuh riset kolaboratif ini.
“SPIL Research Center adalah wujud komitmen kami dalam mendukung dunia pendidikan dan industri. Kami ingin berkolaborasi langsung dengan para peneliti Unpatti agar inovasi yang lahir benar-benar relevan dengan kebutuhan lapangan,” kata General Manager Human Capital dan Corporate Affairs PT SPIL, Dominikus Putranda Romo Ganggut.
Ia menegaskan kerja sama ini ditujukan untuk kepentingan pembangunan kawasan kepulauan.
“Harapan kami, pusat riset ini dapat melahirkan inovasi berkelanjutan yang mendukung pengembangan wilayah Indonesia Timur, sekaligus meningkatkan daya saing anak bangsa,” ujarnya.
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unpatti, Stev Huliselan, menyebut kolaborasi ini sebagai momentum penting bagi penguatan Tri Dharma perguruan tinggi.
“Dalam riset ini, kami melibatkan tiga fakultas, yaitu Teknik, Ekonomi dan Bisnis, serta Sains dan Teknologi. Penelitian akan fokus pada masalah navigasi, logistik, hingga pemanfaatan kecerdasan buatan untuk optimalisasi distribusi,” kata Huliselan.
Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan langsung masyarakat.
“Selain riset, kami bersama PT SPIL sepakat untuk turun langsung ke masyarakat melalui program pengabdian. Fokusnya meliputi isu-isu strategis seperti pengentasan kemiskinan, swasembada pangan, energi, lingkungan, hingga hilirisasi,” jelasnya.
Sebagai langkah awal, kedua pihak telah menyiapkan 14 tema riset yang mencakup isu-isu riil yang dihadapi dunia industri dan masyarakat Maluku.
“Model kolaborasi ini unik karena melibatkan praktisi dan akademisi secara langsung. Kami percaya, dengan pola kerja seperti ini, hasil riset dapat segera diimplementasikan dan memberi dampak nyata,” tambah Huliselan.
Peluncuran SPIL Research Center di Unpatti menandai babak baru hubungan industri dan perguruan tinggi di Maluku. Sinergi ini diharapkan mampu menjawab tantangan logistik kepulauan serta memperkuat ketahanan pangan nasional. (*)










