Menelusuri pola Perusuh dari Masyarakat Hitu ke Negeri Hunuth Durian Patah ( HDP) tanpa persoalan antar kedua Negeri seperti ada pepatah tua, Hutan piutang di negeri China , bayarnya di Negeri India.

Membedah dan menganalisis penyerangan Perusuh seperti tanpa masalah , perlu dipecahkan melalui beberapa tahapan antara waktu , ruang dan jarak dalam struktut pakar ilmuan Anthoni Giddens. Kepada siapa yang menciptakan dualisme tanpa alasan atau meciptakan pohon masalah.

1. Penyerangan perusuh Masyarakat Hitu ke Negeri Hunuth Durian Patah dilakukan sebelum jam 13.00 Wit sekitar kurang lebih Pukul 12.00 Wit disertai pemukulan Kepala Desa dikantor negeri dan pengrusakan serta pembakaran..
2.. Struktur dualisme Antoni Gidden dualisme Pertikaian pelajar SMK3 yang dimulai pukul 11.00 Wit telah ditangani aparat Babinsa dan berproes lanjut lagi pukul 11.00 Wit, kemudian terjadi lagi pukul 12.59.00 Wit, dan pukul 13.00. Wit berita Meninggal AP asal Negeri Hitu , memakan waktu Panjang tanpa deteksi intelijen ?
Ruang dan waktu serta jarak penyerangan diisi perusuh masyarakat negeri Hitu kepada Masyarakat negeri HDP dapat dikatakan bersamaan dengan pertikaian pelajar SMK3.

Puncak penghancuran dibuat Perusuh yaitu PEMBAKARAN RUMAH – RUMAH WARGA HDP disertai penjarahan . sementara Berita meninggal pelajarAP asal negeri Hitu sesudah pukul 13.00 Wit . Perusuh melakukan aksi brutal disertai bom molotov dan Panahan melukai warga HDP. dan membakar rumah- rumah warga dengan teriak takbir Alahu Akbar.
3. Pertikaian antar pelajar SMK3 kecamatan Baguala Ambon dengan kegiatan tangan kosong secara berkelompok sehingga terjadi tusukan korban meninggal sudah memakan waktu yang begitu panjang . Sama juga dengan penyerangan kepada negeri HDP waktu dan jarak yang sama . Memangnya aparat keamanan BABINKAMTIMNAS dan intelijen yang bertugas didesa tidak melapor ke pusat komando sebagai tindakan pengamanan ?
4.Perusuh Negeri Hitu menyerang Negeri HDP sekitar jam 12.00 Wit mendahului Berita meninggalnya pelajar SMK3 asal negeri Hitu, dimana korban meninggal sekitar pukul 13.30 Wit . Jarak jauh negeri para perusuh sebagai kelompok pesanan dan kiriman merengsek masuk ke Hunuth dengan tujuan membakar negeri termasuk bangunan gedung ibadah keagamaan yang ada , sehingga menurut masyarakat di Hunuth, mereka membuat tindakan defensif , Tujuannya agar bangunan Gereja dijaga ketat .
untuk itu Masyarakat HDP menghalau perusuh dengan ancaman Bom Molotov, panahan, bakar – bakaran rumah penduduk , teriak alahu akbar. Simbol keagamaan yang bisa diidentik dengan Jihad. Apakah penyerangan perusuh disiang bolong tidak diketahui sama sekali para anggota aparat baik Babinsa maupun Babinkamtibmas dilapangan dan para intelijen ????
5.Apakah Identifikasi intelelijen dengan laporan deteksi dini tidak dilaporkan kepusat Reserse dan satreskrim agar dapat mengambil tindakan menurunkan aparat pemukul atau penghalau untuk antisipasi terjadi penyerangan dan pembakaran.kepada masyarakat tidak bersalah .
6. Dari hasil investigasi lapangan mendalam Korban – korban pembakaran rumah masyarakat HDP , Maka ditemukan beberapa fakta dan data yang dipecahkan dengan beberapa Teori komunikasi :
1.Dalam teori Human komunikasi inovasi JENDELA JOHARI ( Johari Window) yaitu intuk membongkar kesadaran para korban perusuh / penyerang . para kotban membuka tabir kekerasan yang dilakulan Mayarakat Hitu terhadap masyarakat HDP secara terbuka . Namun Masyarakat HDP sama sekali secara gelap maupun tersembunyi tidak ketahui apa kesalahan mereka. Tindakan Penyerangan ini disertail pembakaran, dan Bom Molotov serta Panah, dan Senjata Api. Ada Keluarga HT yang rumahnya dibakar sempat diselamatkan oleh anggpta polisi .
2. Dekonstruksi Jurgen Habermas meneliti teks- teks hasil wawancara dengan para korban yang dapat dianalisis bahwa Penyerangan Masyarakat Hitu ke Negeri HDP bukan konflik atau bentrokan antar kampung yang memyebabkan pembakaran . Apalagi berita media Nasiomal seperti TV one yang beritakan bentrokan adalah pola framing maupun plintir berita keruang Publik.
Pembentukan opini seperti itu adalah pembelaan kepada perusuh bahwa terjadi konflik antar dua negeri yang sebetulnya tidak ada. Yang terjadi perusuh menyerang negeri HDP.
(https://regional.kompas.com/image/2025/08/20/053642978/bentrok-antarwarga-di-desa-hunuth-ambon-gubernur-maluku-bersuara?page=2) temasuk juga Kompas.com (https://regional.kompas.com/image/2025/08/20/053642978/bentrok-antarwarga-di-desa-hunuth-ambon-gubernur-maluku-bersuara?page=2).
3. Realitas Jurgen Habermas cara kerja rekonstruksi media – media digital salah arah dan tidak benar membritakan obyek fisik yang terjadi dilapangan .
Yang terjadi penyerangan perusuh gaya teror lempar batu, bakar, bom molotov SECARA TSM: terstruktur sistimatis masif karena penyerangan itu sebelum dan sesudah kedatangan walikota Ambon yang mendahului pasukan pengamanan. Tindakan TSM dilakulan dihadapan aparat yang ada dilapangan . Yang dilakukan aparat adalah menghalau dengan gas air mata kepada masyarakat HDP yang membuat pertahanan ( Defensif bukan opensif) sementara mereka korban penyerangan perusuh.
4. Realitasnya pelaku melanggar hukum dengan tindakan kriminal , para aparat tidak tangkap pelaku tapi dibiarkan. Tatanan realitas aparat semacam ini bukan pekerjaan Disiplin diri, profesional yang ditegakan karena struktur komanando didalam aparat kramanan bisa dibaca pada struktur permukaan tindakan ada relasi semantik antara aparat dan para perusuh yaitu relasi SINONIM.
5. Methode dekonstruksi Jaques Derrida membuktikan bahwa ungkapan Para korban kebakaran yang menyaksikan ratusan malahan ribuan Orang negeri Hitu menyerbu sebagai perusuh , menghancurkan serta membakar rumah disertai Bom Molotov dan membawa anak panah, clurit juga disaksikan aparat kepolisian di jalan protokol tanpa tindakan apa- apa ,
walaupun masyarakat HDP tanpa mengetahui apa persoalannya. Menurut Sekdes HDP tindakan orang Hitu ini bukan hanya kali ini. Tapi bila ada orang luar datang bikin Ulah dengan mereka Sasarannya mereka datang menghancurkan rumah orang HDP. Dan tiap kali Polisi hanya menyuruh buat surat pernyataan tanpa efek jera, tanpa penegakan Hukum.
6. Makna Penyebutan Jaques Derrida adalah Yang kuat membuat langkah marjinal kepada yang lemah. Mayoritas menekan Minoritas. Dekonstruksi Derrida mengungkapkan polisi diduga membuat dekomposisi , berada pada oposisi- oposisi Biner seperti Badan Jiwa, maskulin femenin, laki- Perempuan , Siang malam dalam perputaran dalam kesatuan. Untuk itu Kasus Penyerangan ini akan diberikan alibi berstandart salah informasi.
7. Rekonstruksi Kasus : Dari data media dan berita- berita media digital serta pesan – pesan yang beredar diberbagai chanel maupun hasil investigasi lapangan ditemukan hasil Interogasi Polisi kepada para pelaku penusukan , maupun diduga hasil pemeriksaan Polisi kepada pelaku bahwa pelajar yang menjadi korban adalah pelajar SMK3 yang berasal dari negeri Hitu dengan identitas AP alias Alan ; pelaku adalah pelajar SMK3 yang berasal dari Negeri Tulehu dengan identitas IS alias Indra.
Sementara Perusuh yang menyerang , membakar, membom, memanah masyarakat negeri HDP tidak diproses apalagi didepan mata apara hukum tidak satupun yang ditangkap maupun diproses hukum.
8. Apakah Intelijen dan Satreskrim serta Reserse tidak profesional dalam penanganan pelajar , atau ancaman masyarakat negeri Hitu terrhadap masyarakat negeri HDP ??
Pertanyaan ini perlu di rekonstruksi bila mengacu kepada dekonstruksi penanganan aparat keamanan , maka tidak bisa dikatakan Intelijen kerjanya tidak profesional tapi sangat profesional dalam kerjanya . Hal tersebut disebabkan mereka telah dilengkapi dengan hardware maupun software digital dengan jangkauan pusat komando menyeluruh bersama Cyber crime .
Karena intelijen kerjanya terarah dan terencana untuk mencegah dan melawan ancaman . Yang dilakukan dengan istilah pengintaian difokuskan kepada mengamankan , mempertahankan dan melindungi . Apalagi bila pembeda dengan pola kontra intelijen yang bersifat menyerang baik itu pasif maupun aktif yang dilakukan secara sinergis. Apakah Kasus penyerangan pembakaran negeri HDP itu tidak penting untuk pihak Reserse melakukan penyelidikan dan olah Tempat Kejadian Perkara ( TKP)??? Apalagi kejahatan dilakukan didepan mata kalian. Sangat Naif bila kasus-kasus penghancuran dan pengrusakan itu dianggap tidak ada pelakunya.
9. Jaques Derrida maupun Jurgen Habermas juga Anthony Giddens memberi arah Bahwa : Kasus Penikaman Pelaku IS asal Tulehu kepada AP asal negeri Hitu , adalah kasus antar pelajar SMK3 yang tidak ada hubungannya dengan Masyarakat negeri Hunut Durian Patah ( HDP), yang tidak bermasalah dengan Masyarakat negeri HITU.Tapi masyarakat Negeri Hitu dan Para intelijen bersama reserse perlu diselidiki .
Bahwa Analisis antar teks Jurgen Habermas memiliki hubungan kepentingan emansipatoris manusia antar manusia yang merancang perkelahian dapat dibuktikan oleh pekerjaan intelijen bersama cybercrime yang merekam jaringan komunikasi digital.
dan Penyerangan oleh orang Hitu adalah pola provokasi yang dimaknai sebagai persoalan antar kedua negeri yang dimainkan oleh chanel – chanel digital yang bisa direkam oleh deteksi dini intelijen bersama cyber crime.
Bila hal ini dikomparasi dengan beberapa kasus- kasus kerusuhan dan pembunuhan yang belum dipecahkan oleh intelijen dan reserse diduga kuat sebagai strategi pembiaran agar orang Maluku menjadi tumbal skenario intelijen maupun kontra intelijen walaupun Maluku bukan ancaman kepada Negara.
Ataukah Pertanyaan retoris kepada pihak Aparat , Apakah Republik Malulu Selatan masih jadi Ancaman bagi Negara ? Ataukah Warga negara Mayoritas dipakai sebagai alat politik dalam bargaining power dan bagaining posision untuk kepentingan karier para petugas aparat di Maluku ????
Informasi berita – berita politik , ekonomi sosial budaya maupun korupsi pemerintahan baik secara regional , nasional, lokal sementara menjadi ancaman NKRI ??
Semua persoalan ini dalam proses dugaan yang perlu dibedah lagi dengan pisau analisis yang tajam untuk membongkar kasus- kasus yang belum dipecahkan.
Sumber ; hasil investigasi lapangan secara mendalam , dan literatur : BUKU HUMAN KOMUNIKASI buku Anthony Gidden, Jurgen Habermas, Jaques Derrida, Behavior Komunikasi H.Lasswel , sistem Meta AI yang dipakai.
Ambon 21 Agustus 2025.
Penulis ; Pdt.Z.chr.Sahetapy Magister sains : Ilmu Komunikasi.










