Ambon, SirimauPos.com – Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku memastikan kesiapannya untuk mendukung pembangunan proyek embung di lingkungan Kampus Universitas Pattimura (Unpatti), sebagai langkah strategis pengelolaan sumber daya air dan penanggulangan genangan di area kampus.
Proyek embung ini dirancang sebagai sistem konservasi air yang mampu menampung limpasan air hujan untuk dimanfaatkan kembali sebagai cadangan air tanah serta memperbaiki sistem drainase kampus yang selama ini sering bermasalah saat musim hujan.
“BWS Maluku siap mengawal usulan proyek embung di Unpatti untuk diteruskan ke pemerintah pusat, namun saat ini masih menunggu kelengkapan dokumen teknis seperti perencanaan, desain, dan RAB dari pihak Unpatti,”
kata Kepala Humas BWS Maluku, Fellian Elias, kepada SirimauPos.com, Rabu (23/7/2025).
Ia menambahkan bahwa kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya antara pihak BWS dan Universitas Pattimura, yang telah menyepakati perlunya intervensi infrastruktur air untuk meningkatkan ketahanan kampus terhadap perubahan iklim.
“Jadi untuk proyek embung Unpatti, semua tergantung kesiapan internal kampus. Begitu dokumen lengkap, BWS siap usulkan ke Kementerian PUPR,”
ujar Elias menegaskan.
Proyek embun ini tidak sekadar proyek drainase biasa. Menurut rencana, sistem yang akan dibangun mencakup kolam resapan, saluran pengumpul, dan sistem penyimpanan bawah tanah yang mampu menampung ribuan meter kubik air hujan, kemudian disaring secara alami untuk menjaga kualitas air tanah.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Sistim Informasi Universitas Pattimura, Dr Ruslan Tawari yang turut dihubungi SirimauPos.com, menyatakan bahwa pihaknya telah menyusun kerangka awal perencanaan proyek, dan saat ini sedang dalam proses penyusunan dokumen teknis lanjutan.
“Kami menyambut baik kolaborasi ini dan berkomitmen menyelesaikan RAB dan desain teknis secepatnya. Proyek embun sangat penting untuk mendukung kehidupan kampus yang ramah lingkungan dan tahan terhadap cuaca ekstrem,”
kata Wakil Rektor, Dr Ruslan Tawari.
Sebelumnya, area kampus Unpatti yang luas sering mengalami genangan air setiap musim hujan. Hal ini bukan hanya mengganggu aktivitas perkuliahan, tapi juga mengancam kelestarian infrastruktur dan kenyamanan civitas akademika.
BWS menilai, proyek embung Unpatti berpotensi menjadi pilot project konservasi air kampus di wilayah timur Indonesia. Jika berhasil, sistem serupa bisa direplikasi di kampus atau kawasan perkotaan lainnya di Maluku.
Kepala Lembaga Pengkajian Lingkungan Hidup Universitas Pattimura, Dr Bram Tulalessy mendukung proyek tersebut dengan alasan keberlanjutan ekologi kampus.
“Kampus butuh solusi jangka panjang untuk drainase dan air tanah. Proyek embun adalah pendekatan modern yang sejalan dengan prinsip ekohidrologi,”
ujarnya.
Dengan sinergi yang baik antara lembaga pemerintah dan akademisi, pembangunan proyek embun Unpatti diharapkan bukan hanya menjadi solusi teknis, tetapi juga model pembelajaran dan penelitian bagi mahasiswa Unpatti.
Menurutnya, proyek embung kampus Unpatti selain bermanfaat ekologi juga dapat ditata sebagai aset wisata bagi masyarakat sekitar maupun tempat berteduh bagi mahasiswa dalam mencari inspirasi saat belajar.
Selain itu dapat melindungi sumber daya air yang berada di lingkup poka, rumah tiga dan sekitarnya serta dapat mengendalikan banjir.
Proyek ini kini tinggal menunggu langkah konkret dari pihak kampus. Begitu dokumen teknis rampung, BWS Maluku memastikan siap menyampaikan usulan ke kementerian dan mendorong agar pembangunan bisa segera dimulai pada tahun anggaran mendatang.
