Ambon, Sirimaupos.com- Walikota Ambon Bodewin Wattimena diminta untuk tidak menggembor-gembor 17 program prioritas yang menjadi visi misi Walikota dan Wakil Walikota karena ada pesimisme dari masyarakat kalau-kalau program prioriras tersebut ternyata hanya manis diucapkan namun susah direalisasikan.
Poin pertama dari 17 program prioritas Bodewin Wattimena-Ely Toisuta adalah akses air bersih kepada masyarakat Kota Ambon. Sayangnya program tersebut dinilai bertolak belakang dengan realita dan kenyataan di lapangan dimana Perusahaan Air Minum Tirta Yapono yang harusnya ditata dan dikelola oleh Pemerintah Kota Ambon ternyata banyak.masalah yang harus membebani masyarakat.
Selain air sering macet, perusahaan yang dipimpin oleh Direktur Utama Piter Saimima ini sesuka hati menaikkan tarif harga air tanpa adanya persetujuan DPRD Kota Ambon.
Selain itu, perusahaan yang diharapkan memberikan provit bagi Pendapatan daerah Kota Ambon ini ternyata malah membebani Pemerintah Kota Ambon karena beban operasional dan gaji karyawan yang sangat besar.
Isu KKN dalam managemen Perusahaan Air Minum Tirta Yapono sudah mengemuka sejak Bodewin Wattimena masih menjabat sebagai PJ Walikota, namun selama masa jabatan tersebut Bodewin Wattimena ternyata tidak bisa berbuat banyak.
Salah satu persoalan yang menjadi tarik ulur dalam perusahaan tersebut adalah rekrutmen pimpinan dalam hal ini direktur utama yang harusnya ditetapkan dan dilantik setelah dilakukan proses uji kelayakan, namun sudah satu tahun berjalan proses rekrutmen itu tak ada ujung pohon alias tidak jelas.
Salah satu warga Kota Ambon berinisial MT berpendapat bahwa ada kemungkinan jabatan Dirut Perusahaan Air Minum Tirta Yapono akan menjadi alat bagaining politik balas budi Walikota Ambon Bidewin Wattimena.
Pasalnya, MT menilai ada sikap pembiaran dari Walikota Ambon Bidewin Wattimena agar direktur Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Yapono terus dipegang oleh Piter Saimima sementara ada kemungkinan mengabaikan proses uji kelayakan dan proses seleksi yang sudah berjalan lebih dari satu tahun namun belum juga ada kelanjutannya.
“Walikota jangan selalu kumandangkan 17 program prioritas dan diantara 17 program tersebut air menduduki urutan pertama namun sampai saat ini sudah sampai 1 tahun berjalan hasil UKK Dirut dan Dewas PDAM Kota Ambon tidak didengungkan,” tanya MT.
Dirinya mempertanyakan sikap Walikota Ambon yang sampai saat ini belum serius merespons persoalan perusahaan Perusahaan Air Minum Tirta Yapono yang sangat berdampak bagi akses air bersih untuk warga Kota Ambon.
Dirinya berharap, dalam 100 hari kerja Walikota Ambon, bisa mengambil sikap arif dan bijaksana untuk melakukan re posisi dari pimpinan hingga staf PDAM Tirta Yapono sehingga tidak terkesan bahwa Walikita Ambon Bodewin Wattimena hanya mengumbat janji tetapi tidak sanggup untuk merealisasinya. (*)









