Ambon, Sirimaupos. com – Universitas Pattimura (Unpatti) kembali menorehkan momen penting melalui perayaan Dies Natalis ke-64 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang berlangsung pada Rabu (10/9) di Student Center Unpatti, Ambon. Acara ini mengangkat tema “FKIP Ceria, Berkarya, dan Berdampak: Mari Kalesang Wujudkan Pendidikan Bermutu”.
Dalam perayaan yang penuh semangat kebersamaan tersebut, Program Studi Fisika berhasil keluar sebagai juara umum setelah menorehkan kemenangan pada sejumlah lomba yang digelar. Prestasi ini menjadi penutup rangkaian acara yang berlangsung hingga sore hari.
“Juara umum dalam perayaan Dies Natalis tahun ini diraih oleh Program Studi Fisika. Ini adalah bukti bahwa mahasiswa FKIP tidak hanya berprestasi di ruang akademik, tetapi juga dalam kegiatan non-akademik yang memperkuat solidaritas,” kata Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Kerja Sama, dan Alumni FKIP, Anderson Palinussa.
Perayaan Dies Natalis FKIP Unpatti tahun ini terasa istimewa. Selain dirangkaikan dengan berbagai perlombaan, acara juga digabungkan dengan inagurasi mahasiswa baru. Sebanyak 1.478 mahasiswa baru resmi dikukuhkan melalui pemasangan jaket almamater secara simbolis.
“Pelaksanaan Dies Natalis ke-64 kali ini berbeda karena sekaligus dirangkaikan dengan penerimaan mahasiswa baru. Momentum ini mempertemukan tradisi akademik dengan regenerasi kampus,” ujar Palinussa.
Wakil Rektor Bidang Akademik Unpatti, Dominggus Malle, menegaskan bahwa FKIP merupakan fakultas tertua sekaligus cikal bakal berdirinya Universitas Pattimura. Dalam usianya yang ke-64, FKIP dinilai tetap menjadi tulang punggung pengembangan kualitas sumber daya manusia di Maluku.
“Di usia ke-64, FKIP telah melewati banyak tantangan, baik sosiologis, antropologis, geografis, maupun politis. Namun FKIP tetap kokoh berdiri sebagai pilar utama pendidikan di Maluku,” kata Dominggus.
Ia juga menyoroti masalah ketimpangan distribusi tenaga pendidik di Maluku. Menurutnya, sebagian besar guru menumpuk di Kota Ambon, sementara di daerah lain justru kekurangan tenaga pengajar.
“Bahkan ada sekolah yang tidak memiliki guru kimia, tetapi siswanya tetap diwajibkan mempelajari mata pelajaran tersebut. Kondisi ini sangat ironis dan harus segera mendapat perhatian serius,” tegasnya.
Selain itu, Dominggus menekankan pentingnya peningkatan kualitas program studi, akreditasi, dan jenjang pendidikan dosen. Ia berharap FKIP dapat melahirkan program studi unggul sebagai pemicu kemajuan fakultas.
“Akreditasi yang baik adalah cermin dari kualitas. Karena itu, FKIP harus terus berbenah agar semakin banyak program studi yang mencapai peringkat Unggul,” katanya.
Dekan FKIP Unpatti, Izaak Wenno, menyampaikan bahwa jumlah civitas akademika FKIP saat ini terdiri dari 294 dosen, 104 pegawai, 6.114 mahasiswa aktif, serta tambahan 1.478 mahasiswa baru tahun ini. Potensi tersebut, menurutnya, adalah modal besar bagi FKIP untuk terus melahirkan tenaga pendidik berkualitas.
“Usia 64 tahun bisa diibaratkan sebagai fase lansia dalam kehidupan manusia. Maka inilah waktu yang tepat bagi FKIP untuk melakukan refleksi, memperkuat integritas, dan menjaga relevansi dalam menghadapi tantangan global,” kata Izaak.
Puncak acara Dies Natalis turut dimeriahkan dengan penampilan mahasiswa baru dan Dharma Wanita Persatuan FKIP. Suasana hangat kebersamaan mewarnai perayaan hingga pembagian hadiah lomba.
“FKIP Unpatti harus terus menjadi fakultas yang cerdas, edukatif, religius, berintegritas, dan amanah, agar mampu melahirkan generasi pendidik berkarakter dan berkualitas,” tegas Izaak.
Dengan capaian prestasi akademik dan non-akademik, perayaan Dies Natalis ke-64 FKIP Unpatti menegaskan kembali peran FKIP sebagai jantung pengembangan pendidikan di Maluku, sekaligus menumbuhkan optimisme untuk menghadapi tantangan masa depan. (Monty)
