Ambon, Sirimaupos.com- Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura Ambon bekerja sama dengan Management and Science University Malaysia (MSU) melaksanakan trnsplntasi koral di Kawasan Pantai Hative Besar Kecamatan Teluk Ambon.
Dalam kegiatan tersebut dilakukan pembersihan dan penanaman koral (terumbu karang) melalui proses transplantasi yang bekerja sama dengan komuniti MyCoral. Kegiatan tersebut diikuti oleh para mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Unpatti dan perwakilan mahasiswa dari Management Science University Malaysia pada Rabu (7/5/2025).
Direktur Program MyCoral Management Science University Malaysia, Mohammad Chairunisam Bin Ibrahim mengemukakan bahwa pantai Ambon sangat cantik dan menarik bagi para wisatawan. Namun dirinya berharap Pemerintah Kota Ambon dapat memperhatikan keindahan pantai di teluk Ambmon sehingga menambah daya tarik dan pesona bagi para wisatawan. Dirinya juga mengatakan, salah satu hal yang penting adalah kesadaran masyarakat untuk membuang sampah dan menjaga kebersihan pantai.
Pada kesempatan tersebut, dilakukan transplantasi pemindahan karang dari pembibitan ke lokasi yang rehabilitasi saat ini, harus mendapat dukungan dari semua pihak. Karena tujuan pemulihan terumbu karang dapat meningkatkan keanekaragaman hayati dan meningkatkan produktivitas ekosistem.

Menurutnya, program MyCoral Eco-Marine meliputi kegiatan Coral Restoration Beach Cleaning maupun penanaman Mangrove ini, adalah kelaborasi Management and Science University Malaysia dan Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon.
Kerjasama ini terwujud setelah adanya kunjungan beberapa dosen dan mahasiswa berkunjung ke Management and Science University Malaysia (MSU) dan dipresentasikan bahwa akan dilakukan kelestarian terumbu karang disepakati. Apalagi lanjut Chairunisam, Fakultas Kedokteran Unpatti mempunyai satu program khusus (khas) untuk dokter kepulau
“Projek ini setelah disepakati beberapa dosen dan mahasiswa datang ke Malaysia kemudian mengunjungi tempat restorasi kami di Tarengganu sehingga proyek ini bisa dilaksanakan di Ambon, “urai Mohammad Chairunisam Bin Ibrahim, kepada awak media, usai proses penanaman karang laut di kawasan teluk dalam Ambon khususnya di pantai Wailete, Hative Besar, Rabu (7/05/25)
Proses pemindahan dan penempelan karang hidup yang dilakukan didepan pantai Wailete, Teluk Dalam Ambon ini, tentu memakan waktu enam sampai delapan bulan untuk bisa dilihat hasilnya,.
Alasan pihaknya menempatkan proyek penanaman karang di teluk dalam Ambon karena, Teluk dalam Ambon sangat bagus, tetapi terumbu karangnya banyak yang sudah rusak parah.Sampah yang diangkat dr dasar laut teluk dalam
“Kalau kita lihat Coral/terumbu karang yang ada di Teluk Dalam Ambon ini, banyak yang sudah rusak, tidak cantik lagi seperti sedia kala, jadi tugas dan tanggung jawab kita adalah untuk memastikan terumbu karang terjamin agar kelak anak cucu kita dapat menikmati keindahan alam bawah laut nantinya, “harap Chairunisam yang juga seorang pengajar pada Fakultas Kedokteran Universitas Malaysia.
Dia berharap program restorasi corak antara MSU dan Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura Ambon kedepan harus terjamin, tentu melibatkan komunitas kampus dan komunitas masyarakat sekitar (lokasi penanaman) untuk ikut merawatnya dan mengawasinya. Jika dimungkinkan selama proses pemilihan kapal tengker dan atau jenis kapal lainnya untuk tidak membuang Sauh di wilayah sekitar, termasuk perlu dilakukan himbauan kepada masyarakat agar tidak boleh membuang sampah-sampah plastik di Teluk Dalam Ambon.
“Teluk Dalam Ambon cukup bagus jika dipandang dengan berbagai kehidupan dasar laut, hanya saja kerusakan terumbu karang ini juga karena faktor lalulintas kapal yang membuang jangkar/sauh. Selain itu masih banyak sampah-sampah plastik, “tandas dia.
“Area penanaman coral atau terumbu karang ini dapat terjaga, berikutnya kapal-kapal bisa menjauh, kebersihan sampah plastik, keyakinan kuat kami bahwa, suatu saat pemerintahan kota Ambon menjadikan Teluk Dalam Ambon menjadi Tempat Wisata Unggulan, khususnya Coral Restoration, “Ujar Mohamad Chairunisam Bin Ibrahim.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof Dr Dominggus Malle mengemukakan, Pantai Soahuru Wailete kedepan bisa dijadikan objek wisata yang berorientasi pada pengembangan terumbu karang dan bisa juga untuk snorkling.
Snorkling adalah kegiatan rekreasi di air yang memungkinkan orang menikmati pemandangan bawah laut dari permukaan tanpa harus menyelam terlalu dalam. Biasanya dikedalaman 1-3 meter.
“Kita akan berkordinasi dengan pemerintah kota, kit tidak bisa mengkonversi sebuah kawasan semau kita tetapi harus dilakukan sebuah perencanaan, “ujar Malle.
Dirkatakan, perlunya koordinasi dengan pihak Pertamina untuk kapal-kapal seperti tongkang agar ada jarak tertentu dari bibir pantai untuk berlabuh agar tidak merusak terumbu karang.
“Kami juga titipkan kepada ibu Wawali agar akses jalan ke pantai Soahuru Wailete bisa diperbaiki, dihotmix sehingga akses kesini bisa lebih muda, “pesan Warek Bidang Akademik, Prof Dr Dominggus Malle, saat tampil membawakan sambutan mewakili Rektor Universitas Pattimura Ambon, Prof Dr Fredy Leiwakabessy, M.Pd .“Preserving The Wonder Of Maluku Sea : Reviving Corals Sustaning Health di laksanakan di Hative Besar, dan dibuka oleh Wakil Walikota Ambon, Ibu Elly Toisutta, S.Sos, sedangkan mewakili pimpinan Universitas Pattimura diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Unpatti, Prof Dr Dominggus Malle, S.Pt,.M.Sc disamping Dekan Fakultas Kedokteran, Dr dr Bertha Jean Que, Sp.S.,M.Kes.
Kegiatan ini mendapat sokongan dari masyarakat setempat, mereka berharap, dengan adanya kegiatan ini, pemerintah kota secepatnya memperbaiki akses jalan menuju pantai Wailete Soasuru, Hative Besar, Kecamatan Teluk Ambon. (*)
“








